Senin, 10 Juni 2019

SUMBER-SUMBER PROTEIN UNTUK PAKAN IKAN

            Budidaya ikan merupakan usaha untuk mendapatkan produksi setinggi-tingginya dengan biaya produksi yang seminimal mungkin. Berdasarkan sumbernya makanan ikan di bedakan antara lain : makanan alami,makanan tambahan,makanan buatan. Pemberian pakan buatan sebagai pelengkap dalam usaha budidaya di harapkan dpat mempercepat laju pertumbuhan ikan ,terutama ikan yang memikili nilai ekonomis tinggi.  Pada saat ini petani ikan sangat tergantug pada makanan ikan(pelet) buatan pabrik,di samping itu ada juga yang membuat pakan sendiri.
Pakan ikan merupakan komponen paling penting dalam usaha budidaya ikan, termasuk ikan lele. Pasalnya, harga pakan ikan tidak murah. Sebagian besar bahan bakunya diimpor.  Hal ini banyak dikeluhkan para peternak ikan.  Untuk menjawab kendala di atas, ada baiknya kita mengetahui bagaimana cara membuat pakan lele alternatif dan sebagai subtitusi pelet buatan pabrik.     
Dengan membuat pakan buatan diharapkan jumlah pakan yang dibutuhkan oleh ikan akan terpenuhi setiap saat. Pakan buatan yang berkualitas baik harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
·                     Kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan
·                     Diameter pakan harus lebih kecil dari ukuran bukaan mulut ikan
·                     Pakan mudah dicerna
·                     Kandungan nutrisi pakan mudah diserap tubuh
·                     Memiliki rasa yang disukai ikan
·                     Kandungan abunya rendah
·                     Tingkat efektivitasnya tinggi

Selain itu dapat juga diberikan pakan alternatif. Terdapat dua tipe pakan alternatif, yakni pakan alternatif yang berasal dari bahan-bahan utama dan pakan yang memanfaatkan bahan sisa-sisa.
Pakan dari bahan utama dibuat dari bahan-bahan yang memiliki kandungan nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan lele. Sedangan pakan tambahan didapatkan dari bahan-bahan organik sisa atau yang harganya murah dan ketersediaanya melimpah.
            Hampir semua bahan pakan untuk budidaya ikan, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan, mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi yang sangat bervariasi tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan bagian-bagiannya (biji, daun dan batang).  Disamping itu beberapa perlakuan yang berbeda  seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan juga akan turut mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.
            Bahan pakan sumber protein yang akan kita gunakan dalam proses penyusunan ransum untuk pakan ternak terlebih dahulu peternak mengetahui jumlah kandungan gizi yang bisa digunakan untuk bahan baku sebagai pakan ternak.
Hal tersebut menjadi sangat penting supaya ransum, yang akan kita berikan untuk pakan ternak dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan ternak. Faktor yang diperhatikan dari protein, energi, mineral dan juga vitamin.
Pakan dapat kita bedakan menjadi 3 kelompok diantaranya :
  • Kelompok hijauan yang sengaja untuk ditanam seperti : turi kaliandra, sentero, dan gamal. 
  • Kelompok hijauan sisa dari hasil pertanian yang bisa diperoleh dari daun – daunana           sebagai hasil sampingan misalnya : dauin pisang, daun nangka, ganging, ketela rambat, dan juga bungkil. 
  • Kelompok bahan yang berasal dari hewan seperti : tepung tulang, tepung ikan, dll.
Pakan alternatif pengganti pelet bisa kita buat dari berbagai bahan. Kandungan utama pelet yang paling dominan adalah tepung ikan. Tepung ikan digunakan karena kandungan proteinnya yang tinggi dan gizi lainnya. Namun harga tepung ikan ini mahal, oleh karena itu kita bisa mencampurnya dengan bahan-bahan lain yang lebih murah tanpa mengurangi kandungan protein yang ada.  Untuk itu, ada banyak bahan alternatif yang bisa kita dapatkan, sebaiknya yang menjadi acuan adalah kandungan protein.
 
Pakan alternatif pengganti pelet bisa kita buat dari berbagai bahan. Kandungan utama pelet yang paling dominan adalah tepung ikan. Tepung ikan digunakan karena kandungan proteinnya yang tinggi dan gizi lainnya. Namun harga tepung ikan ini mahal, oleh karena itu kita bisa mencampurnya dengan bahan-bahan lain yang lebih murah tanpa mengurangi kandungan protein yang ada.  Untuk itu, ada banyak bahan alternatif yang bisa kita dapatkan, sebaiknya yang menjadi acuan adalah kandungan protein.

Bahan baku pakan sebagai sumber protein hewani antara lain:

Tepung ikan
Oleh karena ikan merupakan bahan pangan manusia sebagai sumber protein, maka penggunaanya untuk pakan ternak sangat kompetitif. Kualitas tepung ikan sangat bervariasi tergantung dari jenis ikannya. Tepung ikan yang baik merupakan sumber protein yang baik.

Tepung ikan merupakan salah satu sumber protein terbaik, mengingat kandungan asam amino esensialnya sangat menunjang. Namun harga per satuan beratnya relatif mahal sehingga bahan baku ini hanya digunakan sebesar 5– 12% terhadap total komposisi. Bahan baku ikan yang dapat dibuat tepung ikan sangat beragam. Karena itu, kandungan proteinnya sangat tergantung pada jenis ikan yang digunakan. Umumnya ikan laut akan lebih baik dibandingkan dengan ikan darat jika digunakan untuk membuat tepung ikan ini.

Di pasaran banyak tersedia tepung ikan dengan berbagai kualitas dan harga. Tepung ikan impor biasnya berkualitas lebih baik daripada tepung ikan lokal. Keadaan ini desebabkan kualitas ikan yang digunakan lebih baik dan proses pengolannya sempurna. Mengenai harga, kita harus menghitung harga relatif atau harga per unit protein karena bisa jadi harga absolutnya atau harga per kilogramnya tinggi, tetapi jika dibandingkan dengan kandungan protein di dalamnya justru bisa lebih murah. 

Karena itu, sebelum memilih tepung ikan yang akan digunakan, terlebih dahulu tepung itu harus di tes di laboratorium untuk mengetahui kandungan nutrisinya. Ketika membeli tepung ikan harus berhati-hati karena banyak terjadi pemalsuan. Tepung ikan jika di uji di lab dengan menggunakan analisis proksimat diketahui nilai proteinnya tinggi. Namun sebetulnya protein yang tinggi tersebut didapat pengoplosan pupuk urea yang kita ketahui banyak mengandung nitrogen. Dalam analisis proksimat, nilai protein diketahui dengan mendapatkan kandungan nitrogennya.

Tepung darah
Darah yang akan dijadikan tepung dapat diperoleh di tempat penjagalan atau pemotongan hewan ruminansia seperti sapi. Proses pengumpulan darah harus dilakukan secara higienis atau bersih, tidak boleh tercampur dengan kotoran. Langkah selanjutnya sama dengan proses pembuatan tepung bulu unggas, yaitu perebusan dalam wajan tertutup dan diberi tekanan tinggi, kemudian ditiriskan, diiris-iris tipis dan dikeringkan. Setelah kering irisan darah digiling menjadi tepung.

Bahan pakan ini merupakan bahan sisa industri pemotongan hewan. Tepung darah mengandung protein dalam jumlah tinggi (± 80%), tetapi kandungan asam aminonya sangat tidak seimbang. Oleh karena itu, disamping palatabilitasnya rendah, tepung darah hanya dapat dipakai 2 - 5% dalam ransum.

Tepung Daging Tulang (Meat Bone Meal)
Merupakan hasil sisa industri pemotongan hewan. Kandungan nutrisinya sangat bervariasi tergantung jenis hewan yang dipotong dan cara pengolahannya.

Tepung Bulu Unggas
Dihasilkan dari bahan sisa industri Rumah Pemotongan Ayam (RPA) atau dari ayam-ayam yang tidak dapat dikonsumsi manusia. Karena struktur proteinnya keratin, maka bulu yang belum diproses tidak dapat dicerna oleh ternak. Dengan proses hidrolisis, keratin dipecah dengan merusak sistin yang terdapat dalam jumlah dalam protein, sehingga protein lebih bisa mudah larut.

Bahan pakan ini dapat digunakan dalam ransum ayam semua umur, tetapi karena kandungan Ca dan P tinggi, maka penggunaannya perlu dibatasi. Tepung bulu unggas dapat digunakan sebagai bahan baku pakan. Namun, untuk membuat tepung bulu unggas ini diperlukan proses lebih lanjut. Bulu unggas dibersihkan, kemudian dihidrolisis atau dimasak dengan suhu tinggi dan tekanan 3 atm. Setelah itu, dikembalikan ke tekana normal 1 atm, ditiriskan, dan dikeringkan, dengan suhu kurang dari 700C, lalu digiling halus. 

Kandungan proteinnya memang sangat tinggi, sekitar 85%. Namun unggas mempunyai keterbatasan untuk menyerap protein tersebut., sehingga akan banyak bagian yang terbuang melalui kotoran. Selain itu, kandungan asam aminonya relatif rendah, sehingga penggunaannya dalam pakan sebaiknya tidak lebih dari 2%. Bahkan untuk pakan anak unggas atau pakan starter tidak dianjurkan menggunakan bahan baku ini.

Tepung jerohan ayam
Tepung jeroan ayam merupakan sumber protein dan asam amino yang baik bagi ayam. Juga mengandung energi yang tinggi karena adanya lemak dalam jeroan.

Tepung keong mas
Tepung keong mas memiliki kandungan protein cukup tinggi, sekitar 52%. Jika memungkinkan untuk membuat tepung keong mas atau bahkan membudidayakan keong mas khusus untuk tepung, tentu akan sangat baik. Alasannya, proses reproduksi keong mas berjalan cepat dan proses pembuatan tepung keong mas relatif mudah.

Keong mas dicuci dengan menambahkan garam untuk menghilangkan lendir dan kotoran, kemudian dilakukan perebusan dalam air mendidih. Setelah itu cangkangnya dibuka, dicuci lagi, ditiriskan, dan diris-iris tipis. Irisan daging keong mas dijemur hingga kering dan digiling menjadi tepung. Sebelum menggunakan tepung keong mas produksi sendiri ditiriskan, ditiriskan, ditiriskan,untuk bahan baku pakan, sebaiknya dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui kandungan nutrisinya secara pasti.

 Tepung limbah pengolahan udang
Bagian tubuh pengolahan udang yang dibuang oleh industri pengolahan udang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan. Bagian yang biasanya dibuang meliputi kulit dan kepala. Limbah ini direbus, dikeringkan, lalui digiling menjadi tepung. Kandungan protein kasarnya sekitar 35 – 45%. Artinya, kualitas tepung limbah udang ini sangat tergantung pada bagian tubuh udang yang menjadi limbah dan jenis udang yang digunakan.

Tepung limbah pengolahan ikan
Di industri pengolahan ikan, baik untuk pembuatan makanan setengah jadi, banyak bagian ikan yang tidak termanfaatkan. Bagian ikan yang sering tidak dimanfaatkan adalah kepala dan daging yang masih melekat di tulang ikan. Jika di sekitar lokasi pembuatan pakan terdapat industri pengolahan ikan, limbahnya sangat baik digunakan sebagai bahan baku pakan.

Tepung limbah pengolahan kodok
Cukup banyak limbah yang dihasilkan dari pengolahan kodok, karena yang dimanfaatkan hanya paha yang telah dibuang kulitnya. Bagian-bagian lainnya, seperti kepala, badan, dan kulit belum dimanfaatkan. Untuk menggunakannya sebagai bahan baku pakan, limbah ini cukup direbus, dikeringkan, dan digiling menjadi tepung. Untuk mendapatkan informasi kandungan nutrisinya uji di laboratorium perlu dilakukan.

Anonim.  2015.  Bahan baku pakan sebagai sumber protein.   Didownload dari laman http://ragamcarabeternak.blogspot.com.
Martarini, Dwityia. 0212.  Bahan pakan sumber proien.  Didownload dari laman http://dwitiya-martharini.blog.ugm.ac.id.
Kurniawa, Putra, S.  Membuat sendiri  pakan lele alternative.  Didownload dari laman https://alamtani.com

Selasa, 28 Mei 2019

PENANGANAN IKAN PASCA PANEN


Setelah melalui proses pemanenan, pembudidaya tentu harus melakukan penanganan pascapanen terhadap benih maupun ikan konsumsi yang dihasilkan. Penanganan pascapanen merupakan penanganan ikan setelah diambil dari media hidupnya, mulai dari pengemasan hingga proses pengirimannya.
Prinsip dari penanganan pascapanen pada umumnya dilakukan terhadap ikan hidup. Tujuan penanganan pascapanen adalah mempertahankan kelangsungan hidup semaksirnal mungkin sampai diterima oleh kon sumen.
Pemanenan ikan budidaya pada dasarnya diarahkan untuk mendapatkan ikan hasil panen dalam keadaan hidup dengan tingkat kerusakan fisik sesedikit mungkin. Hal ini dikarenakan masyarakat lebih suka membeli dalam keadaan masih hidup. Sehubungan dengan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu menetapkan saat panen yang tepat, mempersiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan, cara melaksanakan pemanenan panen yang baik..


Sebelum panen dilaksanakan, perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan ikan dengan melakukan pengecekan ukuran/beratnya. Waktu pelaksanaan panen ikan budidaya yang tepat adalah pagi atau sore hari di kala suhu air di dalam tambak rendah sehingga ikan yang akan dipanen tidak stress.

 

Terdapat dua penanganan pascapanen ikan, yakni untuk ikan dalam kondisi mati dan ikan dalam kondisi hidup. Penanganan ikan dalam kondisi mati harus dapat mempertahankan mutu kesegarannya supaya ikan tidak rusak atau menurun mutunya. Oleh karena itu, pembudidaya biasanya menggunakan es, garam, atau freezer.
Es yang digunakan bisa berbentuk bongkahan, pecahan, atau curah. Dalam penggunaan es sebagai pendingin, perbandingan yang paling ideal antara es dengan ikan adalah 1 : 1. Kondisi tersebut harus selalu dijaga. Sementara itu, penambahan garam dalam upaya mempertahankan mutu ikan segar adalah dengan ukuran berkisar 2,5—10% dari berat es. Pemberian garam tidak boleh terlalu sedikit atau terlalu banyak. Penambahan garam yang terlalu sedikit bisa mencetuskan pertumbuhan bakteri, sedangkan bila terlalu banyak dapat menyebabkan daging ikan menjadi asin. Penggunaan Freezer dalam penanganan ikan pascapanen sebenarnya sangat dianjurkan, tetapi biaya yang dikeluarkan relatif lebih mahal dibandingkan penggunaan es.
            Produk ikan segar yang belum dibersihkan dan akan disimpan untuk beberapa hari sebaiknya mengikuti tahapan berikut:
1.         Ikan harus dibersihkan terlebih dahulu. Proses pembersihan meliputi pembuangan sisik ikan, insang dan jeroan. Jeroan penting untuk dibuang karena produk jeroan kaya akan bakteri pembusuk yang bila masih terkandung dalam tubuh ikan akan berakibat menyebar dan merusak ikan. Untuk membuang jeroan, perut ikan harus dibuka menggunakan pisau tajam mulai dari titik lubang pembuangan sampai dengan titik tulang leher. Kemudian dengan menggunakan tangan, penutup insang dibuka dan jari tanga n memegang pangkal insang. Tarik insang keluar dan bila kondisi ikan segar, maka jeroan akan ikut tertarik keluar.
2.         Mengerik sisa-sisa darah yang melekat sepanjang tulang punggung dengan menggunakan pisau. Ingat! Darah mengandung bakteri pembusuk sehingga harus dibersihkan.
3.         Ikan dibersihkan dengan kucuran air bersih.
4.         Ikan dikemas dalam kantong plastik sesuai ukuran ikan dan kebutuhan memasak.
5.         Ikan yang sudah dikemas dimasukkan ke bagian freezer (beku) pada kulkas. Ikan dalam kondisi bekua akan tahan selama beberapa hari (±1 minggu).
6.         Dalam skala rumah tangga juga penting diterapkan FIFO (First In First Out), dimana stok ikan baru harus ditempatkan di bagian belakang sementara stok ikan lama dipindahkan ke bagian depan dan digunakan terlebih dahulu.
7.         Saat ikan beku akan digunakan, ikan beku dipindahkan ke bagian chiller (dingin) pada kulkas, atau diletakkan di wastafel dengan dikucuri air (thawing).

Sementara itu, penanganan untuk ikan yang dipanen dalam kondisi hidup biasanya berupa ikan berukuran benih dan ikan berukuran konsumsi. Keuntungan dari penanganan ikan dalam kondisi hidup antara lain lebih mudah dan biayanya cenderung lebih murah karena tidak membutuhkan perlakuan tambahan untuk mempertahankan mutu ikan. Jika tidak tertangani dengan baik nilai produk yang dijual dapat dipastikan mengalami penurunan yang cukup tajam. Akibatnya harga jualnya tinggal setengah dari harga jual ikan hidup.

Sebelum dipasarkan, sebaiknya pembudidaya melakukan proses sortasi terhadap benih atau ikan konsumsi yang dipanen, baik dalam keadaan mati segar atau hidup. Hal ini karena pedagang pembeli lebih senang bila ikan yang dibeli telah seragam ukurannya. Keuntungan dari proses sortasi antara lain sebagai berikut.
1.      Harga ikan yang telah disortasi lebih baik.
2.      Penawaran harga lebih jelas sesuai dengan ukuran atau grade ikan.
3.      Dapat menyeleksi ikan yang mati, tidak segar, terkena penyakit, atau cacat.
4.      Untuk ikan hidup, pada waktu dilakukan pengangkutan mengurangi terjadi persaingan yang berarti dalam memanfaatkan media hidup antara sesama ikan.
5.      Menguntungkan bagi pembeli bila ikan berwujud benih yang akan dibudidayakan lagi.
 Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam penanganan ikan pascapanen melìputi:

  1. Seleksi. 
Kegiatan ini dilakukan karena ukuran ikan dalam satu periode panen sangat beragam. ikan hasil panen perlu diseleksi dan dipisahkan menurut ukuran. Ikan hasil panen yang berukuran kecil sebaiknya dipelihara kembali.

  1. Penimbangan. 
Ikan yang telah panen kemudian diseleksi, segera ditimbang untuk mengetahui bobot ikan dan satu periode pemeliharaan. Berdasarkan bobot, pendapatan dan keuntungan yang diperoleh dapat diketahui.

  1. Pemberokan. 
Kegiatan merupakan usaha penyimpanan sementara sebelum dipasarkan dengan tujuan untuk membuang kotoran dalam tubuh ikan. Pemberokan ikan dapat dilakukan dalam bak. Selama pemberokan, ikan hasil panen tidak diberi pakan. Pemberokan dilakukan selama 24 jam untuk perjalanan yang Iebih dari 12 jam. Untuk ikan konsumsi dilakukan pemberokan selama 1 - 2 jam.

  1. Pengangkutan. 
Ikan ukuran konsumsi dapat diangkut dengan berbagai cara, tergantung tujuan pasar. Misalnya, pasar lokal, luar daerah, atau ekspor. Angkutan lokal biasanya menggunakan sistem basah, sedangkan untuk luar daerah yang jauh dan ekspor dilakukan dengan sistem kering.

Pada dasarnya, kegiatan transportasi ikan adalah “memaksa” menempatkan ikan dalam suatu lngkungan baru yang berlainan dengan lingkungan asalnya disertai perubahan-perubahan sifat lingkungari yang sangat mendadak. Transportasi ikan dapat menggunakan cara sistem basah dan kering.
           
A.                Sistem Basah. 
Ikan diangkut di dalam wadah tertutup atau terbuka yang berisi air laut atau air tawar, tergantung jenis dan asal ikan. Pada pengangkutan dengan wadah tertentu, ikan nila di angkat di dalam wadah tertutup dan suplai oksigen diberikan secara terbatas yang telah diperhitungkan sesuai kebutuhan selama pengangkutan.

B.                 Sistem Kering. 
Transportasi ikan nila dengan sistem kering artinya memindahkan ikan hidup tanpa media air. Pertama-tama ikan dibuat masuk dalam kondisi tenang atau aktivitas respirasi dan metabolismenya rendah. Transportasi sistem kering ini biasanya menggunakan teknis pembiusan pada ikan (imotilisasi) terlebih dahulu sebelum dikemas.

Dalam praktik dilapangan, pascapanen ikan budidaya focus pada penanganan ikan hidup dan ikan segar yang telah mati. Ciri-ciri ikan yang masih  segar antara lain memiliki warna cerah dan bersih, sisik melekat kuat serta mengilat (terlihat seperti ikan hidup), warna insan merah tidak pucat, daging tidak lembek dan apabila ditekan dengan jari terasa kenyal atau kembali seperti semula. 
Sumber :
-          Anonim.  2015.  Penanganan pasca panen ikan air tawar.  Didownload dari laman https://www.pertanianku.com.
-          Surya mina Farm.  2019.  Cara Panen dan pasca panen ikan mas.  Didownload dari laman http://www.bibitikan.net.
-          Anonim.  2018. Panen dan pasca panen ikan sesuai teknik yang benar.  Didownload dari laman https://www.infoikan.com.