Dalam budidaya perikanan faktor yang diperlukan untuk
memperoleh kemungkinan pencapaian Survival Rate (SR) tertinggi, yaitu:
1. Nutrisi yang baik
2. Benih berkualitas yang baik
3. Cara penanganan dan budidaya yang baik
4. Diterapkan manajemen kesehatan
5. Vaksin merupakan metode terbaik untuk
meningkatkan SR dan keuntungan budidaya ikan.
Pengelolaan
kesehatan ikan dalam upaya pengendalian penyakit pada perikanan budidaya,
selama ini lebih mengandalkan pada penggunaan bahan kimia/obat/antibiotik. Pada
budidaya ikan yang dilakukan secara intensif, penggunaan bahan pengendali
penyakit ikan merupakan salah satu komponen yang sulit untuk dihindari. Kekebalan pada ikan dapat ditimbulkan baik
dengan menggunakan vaksin maupun dengan menggunakan imunostimulator lain.
Prinsip dasar vaksinasi yaitu memasukkan vaksin/antigen kedalam tubuh ikan
sehingga antigen tersebut merangsang system imun tubuh ikan untuk memproduksi
antibodi(kekebalan specifik). Dengan hanya 1 atau dua kali pemberian vaksin
biasanya daya tahan tubuh/kekebalan akan bertahan sampai akhir masa
pemeliharaan ikan.
Vaksinasi memiliki beberapa keunggulan,
yaitu mampu menggantikan antibiotik,
tidak ada dampak negatifpada ikan, tanpa residu berbahaya, tidak membuat
patogen resisten, serta bisa diterima pasar (ekspor).
Persyaratan VAKSIN
yang ideal
Penggunaan vaksin pada ikan budidaya harus
memperhatikan beberapa faktor sehingga dalam penggunaan vaksin akan tepat guna
dan manfaat. Adapun persyaratan vaksin yang ideal adalah sebagai berikut :
1. Aman bagi ikan, lingkungan air dan konsumen
2.
Vaksin
harus spesifik untuk pathogen tertentu
3.
Vaksin
harus dapat melindungin ikan dalam waktu yang lama minimal satu siklus produksi
4.
Mudah
didapat, mudah diterapkan dan ekonomis
5.
Terdaftar
di Kementerian Kelautan dan Perikanan
Jenis-jenis
Vaksin
Secara
umum vaksin dapat digolongkan kedalam 5 jenis yaitu :
1. Vaksin
In-aktif : vaksin yang mengandung mikroorganisme patogen yang dimatikan. Cara
kerja vaksin ini yaitu dengan menstimulasi sistem kekebalan tubuh spesifik (respon
kekebalan humoral).
2. Vaksin
Hidup/dilemahkan : vaksin yang mengandung mikroorganisme patogen yang telah
dilemahkan. Vaksisn ini menstimulasi sebagian (sel perantara) atau seluruh
sistem kekebalan tubuh spesifik (respon kekebalan humoral).
3. Vaksin
toxoid : vaksin yang mengandung unsur toksik (ekstar cellular product) dari
mikroorganisme patogen yang telah diinaktivkan, sehinggatidak akan mampu lagi
menimbulkan penyakit pada ikan.
4.
Vaksin
sub-unit : vaksin yang mengandung sebagian kecil epitop atau locus dari sel
utuh mikroorganisme patogen yang digandakan atau diproduksi secara massal
melalui perantara mikroorganisme lain yang dilemahkan sehingga tidak mampu
menimbulkanpenyakit.
5. Vaksin
DNA : vaksin yang mengandung sebagian materi genetik dari mikroorganisme
patogen. Vaksin ini dapat menstimulasi kekebalan tubuh spesifik secara terus
menerus
Hal-hal yang sebaiknya
diperhatikan sebelum
melakukan
vaksinasi terhadap ikan, yaitu :
1. Sebaiknya
ikan telah berumur 3 minggu atau lebih, karena pada umur kurang dari 3 minggu,
organ-organ yang berperan dalam sistem pembentukan antibodi belum sempurna.
2. Ikan yang akan divaksin harus dalam kondisi
optimal. Ikan yang sedang sakit/stres sebaiknya jangan divaksinasi terlebih
dahulu sampai ikan sehat lagi.
3. Suhu
air relatif hangat (diatas 26 oC). Vaksinasi dan pemeliharaan ikan pada suhu
air ≥ 28 oC menyebabkan respon antibodi yang terbentuk akan lebih cepat
dibandingkan dengan suhu air yang lebih rendah.
4. Air
yang digunakan untuk melakukan vaksinasi dan pemeliharaan ikan harus bebas dari
unsur polutan. Air yang mengandung unsur polutan akan menghambat proses
pembentukan antibodi dalam tubuh ikan.
Teknik aplikasi vaksin
pada ikan ada beberapa cara yaitu:
(1) Aplikasi vaksin
melalui perendaman
Teknik perendaman biasanya diaplikasikan untuk ikan yang
ukurannya kecil dan dalam jumlah banyak. Ikan yang akan divaksinasi
dimasukkan/direndam kedalam larutan yang telah diberi vaksin selama 15 – 30
menit.
Selama proses vaksinasi sebaiknya dilengkapi dengan aerasidan kepadatan
ikan tidak terlalu tinggi (antara 100 – 200 gram/L air).
(2)Aplikasi
vaksin melalui pakan
a. Larutkan progol dalam air hangat, 2-3 gr
progol dengan 1 gelas air. Fungsinya sebagai perekat.
b. Campurkan dengan vaksin 3 ml
c. Campurkan ke dalam pakan untuk 1kg pakan
d. Dikering anginkan dan siap diberikan ke
ikan
e. Pemberian vaksin melalui pakan dilakukan
selama 5 hari berturut-turut
3) Aplikasi vaksin melalui
suntikan
Cara
pemberian vaksin dengan melalui suntikan lebih tepat untuk ikan-ikan yang
berukuran relatif besar, jumlahnya tidak terlalu banyak dan berharga, misalnya
induk ikan. Keuntungan pemberian vaksin melalui penyuntikan adalah 100% vaksin
dapat masuk ke dalam tubuh ikan. Cara penyuntikan yang biasa dilakukan, yaitu
dimasukkan ke rongga perut (intra peritoneal) dan dimasukkan ke otot/daging
(intra muscular) dengan sudut kemiringan jarum suntik (needle) kira-kira 30ยบ.
Pertimbangan dalam melakukan Vaksinasi
Ikan
1. Spesies ikan
2. Status sistem imun
3. Siklus produksi dan siklus hidup
4. Penyakit apa yang akan dikendalikan
5. Kapan wabah penyakit biasa terjadi
6. Tingkat teknologi yang diterapkan
7. Lingkungan (temperature)
8. Faktor-faktor stress
9. Nutrisi
Transportasi dan Penyimpanan Vaksin
Kerusakan
vaksin sering terjadi akibat persyaratan pada saat transportasi dan/atau
penyimpanan tidak terpenuhi. Sebagian besar vaksin konvensional memerlukan suhu
rendah sebelum digunakan. Oleh sebab itu, selama proses transportasi dan
penyimpanan harus sesuai dengan rekomendasi dari prosuden. Kesalahan dalam
transportasi dan penyimpanan vaksin dapat menurunkan atau menghilangkan
potensi, atau bahkan dapat menimbulkan dampak negative apabila diberikan kepada
ikan
sumber
:
4. Astuti, SP.
Aplikasi Vaksin. Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Balai Pengembangan
Teknologi Perikanan danKelautan